Pada artikel sebelumnya
kita membahas tentang Etika Bisnis, nah dalam perakteknya semua kegiatan yang
bertentangan dengan etika baik disengaja maupun tidak disengaja menimbulkan
masalah, nah pelanggaran dalam etika kehidupan adalah tindakan Amoral. Ada yang
tau amoral dalam bisnis itu apa? Kalau masih tidak tau tindakan amoral itu apa
yuk simak artikel berikut, dalam artikel ini kita akan bahas apa itu tindakan
amoral dalam bisnis
Dalam kehidupan
sehari-hari tentunya etika sebagai pedoman untuk menjalakan kegiatan
sehari-hari yang mengandung nilai baik-atau buruk harus di perhatikan, tentunya
kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan pernah melakukan
pelanggaran, nah pelanggaran dalam etika merupakan tindakan yang sering
dikatakan sebagai tindakan amoral, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan
etika atau tidak sesuai dengan norma yang berlaku dikehidupan.
Sebagaimana dalam
kehidupan dalam menjalankan bisnis pun ada etikanya, dan jika kita melanggar
etika dalam berbisnis berati kita telah melakukan tidakan amoral, apa itu
amoral ? dalam sebuah artikel saya membaca tentang pengertian dari prilaku amoral
dan imoral kedengarannya sama saja namun di artikel yang saya baca ini
disebutkan perbedaan antara Amoral dan imoral berikut kutipan artikel tersebut
:
Artikel 1
“imoral dan amoral.
Mendengar kedua kata tersebut, tentu saja dua-duanya seperti merujuk perlakuan
seseorang yang tidak bermoral. Hal itu memang benar, hanya saja tergantung
pelakunya. amoral adalah sebuah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh
seseorang karena kurangnya pengetahuan, memiliki kelainan atau belum cukup
umur. Maksudnya adalah seperti ketika anda melihat orang gila di jalan yang
berjalan tanpa mengenakan busana apapun. Anda tidak mungkin bisa bilang itu
bejat karena walaupun anda bilang seperti itu mereka juga tidak akan mengerti.
Hal ini juga sama seperti anak kecil yang telanjang ketika ada tamu di rumah.
Mereka tidak mengerti bahwa berlari tanpa busana adalah hal yang tidak sopan.
Sedangkan imoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang
walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah dan tetap
melakukannya. Contoh paling mudah adalah koruptor. Sudah tahu korupsi adalah
tindakan yang bejat tetap saja dilakukan”.
Dalam artikel lain juga
saya menemukan perbedaan antara Amoral dan Immoral :
Artikel 2
“Seringkali ditemukan
pencampuradukan antara dua istilah dalam ranah filsafat moral yaitu amoral dan immoral, dengan itu maka penggunaan
istilahnya tentu tidak tepat pula. Oleh karena itu persoalan ini perlu
dijernihkan supaya nantinya tidak memalukan jika berbicara secara publik mau
pun dalam membuat makalah. Juga yang tidak kalah pentingnya! Kedua istilah ini
merupakan istilah yang wajib dipahami dengan baik sebagai dasar dalam
memahami filsafat moral,
mengapa wajib dipahami? Untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memahami
literatur baik yang berbahasa Indonesia mau pun berbahasa Inggris.”
Istilah Amoral
Dalam Wikipedia, Amoral
didefinisikan sebagai berikut :
“Immoralism
is a system that does not accept moral principles and directly opposes
morality, while amoralism does not even consider the existence of morality plausible.”
Menurut Bertens dalam buku
Etika karangannya, bahwa amoral artinya tidak
berhubungan dengan konteks moral (2002:7), untuk memperjelas definisi
tersebut kita jabarkan istilah amoral (Bertens,
2002:8) bisa dikaitkan dengan kata berikut:
- Tidak
mempunyai relevansi etis
- Tidak
berkaitan dengan masalah moral
- Bebas moral
Istilah Immoral
Dalam Wikipedia Imoral
didefinisikan sebagai berikut :
“fervently
rebels against any sort of moral code”
Bisa kita lihat bahwa
Immoral merupakan lawan dari bermoral, Contohnya jika seorang guru memberikan
contoh buruk seperti merokok didepan anak didiknya yang masih sd, seorang guru
tentunya tau konsekuensi bahwa merokok didepan anak kecil memiliki potensi
perbuatan tersebut diikuti anak didik yang melihatnya. Istilah lain dari immoral adalah:
- Tidak
etis
- Jahat
- Tidak
bermoral
- Tidak berakhlak
Dari 2 artikel diatas yang
saya tulis kembali sudah jelas bukan ternyata amoral memiliki berbagai macam
definisi, yang bisa saya simpulkan dari sebuah artikel yang memilki dasar
tentang filsafat yang mengemukakan pendapat Bertens, 2002:8 amoral merupakan
Tindakan yang tidak ada hubunganya dengan etika dan Moral, artinya jika sebuah
usaha memiliki tujuan mencapai laba maka tujuan tersebut sebenarnya tidak ada
hubungannya dengan tindakan moral karena sebuah bisnis yang dijalankan tentunya
memiliki tujuan untuk maju, berkembang, dan memperoleh laba.
Menurut saya, dari tujuan
tersebut yang memiliki hubungan dengan moral adalah cara mencapai tujuan / memperoleh
keuntungan sebuah perushaan, karena dalam mencapai tujuan perusahaan banyak
cara yang dilakukan serta banyak pula manusia yang terlibat didalamnya,
sehingga kebijakan perusahaan terkadang tidak sesuai dengan peraturan yang
hidup di masyarakat.
Dalam bisnis terdapat Tiga
Aspek Pokok yang harus diperhatikan untuk menjaga bisnis kita tetap sesuai
dengan etika, 3 aspek yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Sudut
pandang ekonomis
Bisnis adalah kegiatan
ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan
produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan
untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian
keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui
interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good
business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang
berkualitas etis.
2. Sudut
pandang moral
Dalam bisnis, berorientasi
pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh
tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh
dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas
diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati
kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis
kita sendiri.
3. Sudut
pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa
kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis,
yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum
banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun
international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif,
karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari
segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum
dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.
Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal “Quid leges sine moribus”
yang artinya “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas.“
Jika kita mempertimbangkan
3 sudut pandang diatas dalam menjalankan bisnis tentunya kita akan mendapat kenyamanan
dalam berbisnis, dan nama baik karena apa yang kita lakukan sesuai dengan
peraturan yang ada.
Dari artikel ini kita
dapat belajar bagaimana cara menjaga bisnis yang kita bangun agar tetap sesuai
dengan pedoman yang ada di kehidupan, selain itu juga kita bisa memaparkan apa
yang disebut dengan amoral dan imoral sehingga kita dapat mengetahui dengan
benar kata yang kita ucapkan.
sekian artikel tentang amoral dan immoral yang bisa dijadikan pelajaran, semoga dapat menjadi inspirasi dan pengetahuan baru bagi pembaca sekalian.
sekian artikel tentang amoral dan immoral yang bisa dijadikan pelajaran, semoga dapat menjadi inspirasi dan pengetahuan baru bagi pembaca sekalian.
Sumber artikel:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar