KIPP: 7 Jenis Pelanggaran Pemilu
2014
Posted by: ridwan in Berita 4
days ago 0 205 Views
Jakarta, Pemilu.com - Komite
Independen Pemantau Pemilu (KIPP) memaparkan sejumlah temuan pelanggaran pemilu
lalu, menjabat Wakil Sekjend KIPP Indonesia, Girindra Sandino menjelaskan
mengenai 420 pelanggaran yang tergolong ke dalam 7 jenis pelanggaran antara
lain:
Jenis pelanggaran dalam
persentase
1. Manipulasi 5%
2. Politik uang 13%
3. Netralitas Penyelenggara 7%
4. Hak Pilih 13%
5. Kampanye 31%
6. Profesionalitas 22%
7. Logistik 9%
KIPP melakukan pemantauan di
daerah yang meliputi 31 provinsi dalam 65 kabupaten atau kota terkecuali
Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua.
“Persentase ini diambil dari
memilih wilayah pemantauan dengan terlebih dahulu memetakkan daerah – daerah
yang dianggap rawan terjadi kecurangan,” katanya di Kedai Kopi Deli, Jakarta
Pusat, Selasa (15/4).
Tidak hanya itu Giri juga
menjelaskan pemetaan daerah – daerah rawan kecurangan dilakukan berdasarkan
pola dan intensitas pelanggaran yang terjadi di pemilu 2009, dan atau pilkada
terakhir di daerah yang bersangkutan.
“Pemetaan wilayah memprioritaskan
‘remote area’ , yaitu daerah – daerah yang minus akses informasi, komunikasi,
transportasi, akses pendidikan, dan akses ekonomi dengan mempertimbangkan
jangkauan relawan KIPP,” ungkapnya.
Frekuensi, lanjut dia,
pelanggaran tertinggi adalah masih adanya atribut/alat peraga kampanye di masa
tenang dan hingga hari H, sebesar 31%.Dia kembali menambahkan, tingginya angka
pelanggaran ini sekaligus juga menunjukkan blm efektifnya kinerja petugas
pengawas di tingkat daerah dalam menertibkan alat peraga kampanye (APK).
“Meski penertiban APK merupakan
koordinasi antara lembaga pengawas denan institusi pemda: Bawaslu harus
bertindak sebagai inisiator,” imbuhanya.
Dia menambahkan mengenai kendati
pelanggaran dominan yang menjadi tanggung jawab Bawaslu adalah prinsip
Prefesionalitas penyelenggara,
“Sedangkan untuk pelanggaran yang
dilakukan KPU, berimplikasi lebih luas dan substantif, seperti hal pilih /
dipilih, manipulasi, netralitas,” tuturnya.
Menurut dia, hal inilah yang
dikarenakan pihak KPU mempunyai ‘priviliege’ untuk akses logistik dan prosesi
pungut-hitung. Dengan demikian aparatus KPU adalah sasaran empuk untuk
dijadikan ‘partner in crime’ oleh caleg nakal
Presentase tingkat kesalahannya
antara ain:
-Bawaslu 28%
-KPU 72%
Sumber :
http://www.pemilu.com/berita/2014/04/kipp-7-jenis-pelanggaran-pemilu-2014/
Opini tentang 7 pelanggaran
Pemilu yang terjadi di Indonesia.O
Dari artikel di atas kita bisa
melihat gambaran pesta demokrasi, rakyat indonesia april lalu telah melaksanakan
pesta demokrasi yaitu pemilihan umum yang terdiri dari pemilihan anggota
DPR(Dewan Perwakilan Rakyat),DPRD(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), DPD(Dewan
Perwakilan Daerah) dan DPP(dewan Perwakilan Provinsi). Kita dapat menilai pesta
Demokrasi Indonesia saat ini dari segi biaya sudah pasti bisaya demokrasi di
Indonesia sangat besar karena berdasarkan hasil perhitungan ramalan dana yang
di anggarkan untuk pemilihan umum sangat besar, tapi apa yang sudah di dapat
bangsa indonesia dengan pesta demokrasi terbesar setiap 5 tahun 1 kali ini.
Pertama kita cermati sudahkah
pesta demokrasi di negara ini berjalan sesuai dengan ketentuan pesta demokrasi
yang ideal dengan transparan dan jujur? Dari serangkaian fakta tentang
demokrasi di Indonesia kita dapat simpulkan bahwa pesta demokrasi yang jujur,
adil terbuka belum bisa dijalankan di Indonesia, karena
Kita perlu sadari bahwa pesta
demokrasi yang sesungguhnya adalah pesta demokrasi yang terbuka, tanpa paksaan,
dan adil, Penyimpangan yang terjadi dalam pesta demokrasi Indonesia
mencerminkan ketidak siapan rakyat Indonesia untuk terbuka dan jujur untuk
Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Solusi untuk rakyat dalam Pesta
Demokrasi :
1. Kenali siapa pemimpin yang
akan di pilih
2. Jangan sia-siakan suara/ hak
pemilih karena 1 suara akan selalu berharga
3. Buka mata hati untuk memilih
seorang pemimpin
4. lihat pemimpin yang memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi bukan yang hanya pencitraan
5. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang cerdas melihat kebutuhan rakyat bukan kepetingan rakyat
6. Jangan memilih karena paksaan
So, sudah kah anda berlaku bijak
untuk melihat pemipin dimasa depan yang lebih baik :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar