Buat kalian yang belajar bahasa Indonesia pernah denger atau liat kan kata resensi, ada yang tau resensi itu apa ? minggu ini saya akan coba nih bahas tentang materi Resensi berikut disimak ya apa sih resensi itu.
Dalam bahasa Latin resensi atau
recensie artinya "melihat kembali, menimbang atau menilai". Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi memiliki arti pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Tindakan meresensi memiliki arti memberikan
penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Jadi,
resensi ialah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai buku, baik non
fiksi maupun fiksi/suatu karya sastra (cerpen, novel, drama/film, puisi).
dari pengertian diatas kita dapat simpulkan Resensi adalah ulasan atau penilaian terhadap suatu karya, resensi ini merupakan bukti apresiasi kita terhadap suatu karya seni yang ada. kalo karya yang kita liat ga ada resensinya berati karya itu kurang dilihat sama orang lain. kenapa bisa dijadikan bukti apresiasi karena untuk meresensi sebuah karya kita harus melihat, menyimak dan memperhatikan karya tersebut sehingga kita dapat memberikan penilaian.
setelah kita tau apa itu resensi, kita mesti juga tau sebenernya tujuan resensi itu apa sih ini dia di simak ya
Tujuan resensi :
- Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu karya
- Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu karya yang bermutu atau tidak
- Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu layak untuk dibaca.
Didalam sebuah resensi karya
sastra terdapat dua macam unsur, yaitu:
Unsur Intrinsik yaitu unsur yang
membangun cerita karya sastra yang berasal dari dalam.
Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang
membangun cerita karya sastra yang berasal dari luar (kebalikan dari unsur
intrinsik).
Unsur Intrinsik
Tokoh: ialah Individu yang
mengalami berbagai peristiwa didalam cerita. Jika dilihat dari peran tokoh
dalam pengembangan plot dapat dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh pembantu,
sedangkan jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat pula dibedakan
kedalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Tokoh Protagonis ialah tokoh yang
memiliki watak tertentu dalam segi kebenaran (baik hati, jujur, setia, dll)
Tokoh Antagonis ialah tokoh yang
memiliki watak bertentangan dengan tokoh protagonis.
Tokoh Tritagonis ialah tokoh yang
selalu menjadi penengah, dan sering dimunculkan sebagai tokoh/orang ketiga.
Tokoh Pembantu/peran
pembantu/figuran ialah tokoh yang membantu cerita tokoh utama, posisinya bisa
sebagai seorang pahlawan ataupun sebagai penentang tokoh utama.
Penokohan/Perwatakan
penokohan
ialah penggambaran tentang watak tokoh dalam suatu cerita karya sastra. Ada 3
cara yang dapata dilakukan untuk menggambarkan watak tokoh dalam cerita karya
sastra, yaitu:
Campuran ialah penggambaran watak
tokoh melalui penggabungan cara analitik dan dramatik dengan tujuan untuk
saling melengkapi.
Analitik cara ini dilakukan
pengarang untuk menggambarkan watak tokoh secara langsung. Contok: Siapa yang
tidak mengenal Didi yang pintar dan selalu ceria. Meskipun secara fisik
terlihat pendek namun sosoknya yang ramah dan baik hati kepada teman-temannya
membuat dirinya menjadi panutan.
Dramatik ialah cara pengarang
untuk menggambarkan tokoh utama secara tersurat, dengan kata lain tidak
langsung. Penokohan cara ini bisa melalui penggambaran tempat tinggal,
percakapan/dialog antar tokoh, fisik, tingkah laku, komentar tokoh lain
terhadap tokoh tertentu dan jalan pikiran tokoh.
Dibawah ini contoh paragraf yang
menggambarkan tokoh dengan cara dramatik:
Penggambaran Tokoh Melalui Jalan
Pikiran Tokoh.
Contoh :
Tatkala aku masuk sekolah MULO,
demikian fasih lidahku dalam Bahasa Belanda sehingga orang yang hanya
mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira bahwa aku anak Belanda.
Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh
hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya
sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
Penggambaran Tokoh Melalui
Tingkah Laku/Perilaku Tokoh.
Contoh :
Di siang yang terik itu dia
berjalan sendiri. Dengan gontai ia gendong tas itu. Sesekali terlihat bahwa ia
menegur dan bahkan bertanya kepada orang yang dilaluinya. Setiap selesai ia
bertanya, ia selalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih.
Penggambaran Tokoh Melalui Dialog
Antar Tokoh.
Contoh :
“Kupukul kau kalau tidak mau
mengaku. Dengan cara apa lagi aku mendapatkan pengakuanmu.” …………….
Tema
Tema ialah suatu unsur dalam
karya sastra yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang melalui
karyanya (jalan cerita).
Plot / Alur
Plot atau alur ialah jalan cerita
atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Rangkaian peristiwa ini
disusun berdasarkan hukum kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab-akibat).
Berdasarkan hubungan tersebut setiap cerita memiliki plot/alur cerita sebagai
berikut :
Tahapan perkenalan ialah tahap
dimana permulaan suatu cerita dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada
ketegangan. Di tahap ini berisi pengenalan tokoh, reaksi antar pelaku,
penggambaran fisik dan penggambaran tempat).Menuju ketahap pertikaian ialah
tahap dimana terjadinya pertentangan antar pelaku (awal mula pertentangan
selanjutnya). Konflik dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a). Konflik Internal ialah
konflik yang terjadi dalam diri sang tokoh. b). Konflik Eksternal ialah konflik
yang terjadi dari luar diri tokoh (konflik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan
lingkungan, tokoh dengan tuhan, dll).
Komplikasi/tahap penanjakan
konflik, ketegangan dirasakan mulai semakin berkembang dan rumit terjadi pada
tahap ini (nasib pelaku semakin sulit diduga).
Klimaks merupakan ketegangan yang
semakin memuncak (perubahan nasib pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang pula
tidak terbukti pada akhir cerita).
Penyelesaian, tahap akhir cerita
pada bagian ini terdapat penjelasan mengenai nasib-nasib yang dialami para
tokoh dalam cerita setelah mengalami konflik dalam cerita. Beberapa cerita
terkadang menyerahkan penyelasaian kepada pembaca, sehingga akhir cerita
seperti ini tak ada penyelesaian atau menggantung.
Plot dapat dibedakan menjadi dua
macam jika dilihat dari segi keeratan hubungan antar peristiwa, yaitu:
Plot Erat yaitu sebuah cerita
yang memiliki plot erat jika hubungan antar peristiwa terjalin dengan rapat,
sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
Plot Longgar yaitu jika hubungan
antar peristiwa terjalin kurang erat dan jika ada salah satu jalan cerita yang
dihilangkan maka penghilangan jalan cerita tersebut tidak akan mengganggu jalan
cerita.
Berdasarkan jalan cerita plot
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Plot Ledakan yaitu plot yang
akhir ceritanya mengejutkan dan tak terduga-duga.
Plot Lembut yaitu plot yang akhir
ceritanya berakhir tanpa adanya kejutan.
Plot Campuran yaitu plot yang
akhir cerita menggabungkan kedua plot sebelumnya (ledakan & lembbut).
Berdasarkan rangkaian
peristiwanya plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Plot Maju, yaitu rangkaian
peristiwa yang diceritakan mulai dari awal hingga akhir cerita.
Plot Mundur/sorot balik/flash
back, yaitu peristiwa-perisiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih
dahulu, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok sebagai kenangan/masa lalau
sang tokoh.
Plot Campuran, yaitu
peristiwa-peristiwa pokok diceritakan diawal lalu dilanjutkan dengan
menceritakan peristiwa-peristiwa lama/ masa lalu tokoh sebagai sebuah kenangan,
dan diakhiri dengan peristiwa-peristiwa pokok(masa kini).
Plot yang dilihat dari segi
sifatnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Plot Terbuka, yaitu akhir cerita
yang dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
Plot Tertutup, yaitu akhir cerita
yang tidak dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
Plot Campuran, yaitu penggabungan
antara plot terbuka dan plot tertutup.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah cara pengarang
dalam mengungkapkan ide/gagasan melalui cerita.
Sudut Pandang/Point Of View
Sudut pandang ialah posisi
pengarang dalam sebuah cerita atau karya sastra. Posisi pengarang ini terbagi
menjadi 2, yaitu:
Pengarang berperan langsung
sebagai tokoh utama.
Pengarang hanya sebagai orang
ketiga yang posisinya sebagai pengamat.
Amanat
Amanat ialah pesan/kesan yang
ingin disampaikan oleh pengarang melalui jalan cerita. Pesan dalam karya sastra
bisa berupa, kritik, saran, harapan, usul, dll.
Latar/Setting
Latar ialah tempat dimana
terjadinya kejadian/peristiwa dan waktu terjadinya sebuah peristiwa, latar juga
menjelaskan segala keterangan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa
dakam plot cerita. Latar terbagi lagi menjadi beberapa unsur seperti dibawah
ini:
Latar Tempat ialah latar yang
mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa dalam novel. Contoh: Kota, Pedesaan,
dll.
Latar Waktu ialah latar yang
berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa. Contoh: masa kini, masa
lalu, dll.
Latar Sosial ialah latar yang
mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat. Contoh: Kesederhanaan, keramahan, dll.
Di dalam karya sastra, latar
berfungsi sebagai:
Atmosfer atau Suasana merupakan
latar yang lebih mudah dibicarakan daripada didefinisikan. Latar ini semacam
aura rasa dan emosi yang ditimbulkan penulis melalui tulisannya, agar membantu
terciptanya ekspektasi pembaca.
Latar Tempat sebagai Elemen
Dominan, latar tempat memiliki peran penting dalam karya sastra. Latar tempat
menjadi unsur netral atau spiritual dalam sebuah tempat tertentu. Termasuk
dalam fiksi jenis ini: Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang berbicara
tentang Belitong pada zaman Orde Baru.
Latar Waktu sebagai Elemen
Dominan, dalam karya sastra ada yang menggunakan elemen waktu sebagai unsur
yang dominan. Fungsi latar ini terjadi terutama pada karya sastra yang berlatar
sejarah. Tidak hanya waktu yang menjadi unsur utama yang terlibat. Ada
unsur-unsur nilai dalam waktu, misalnya unsur nilai dalam masa kemerdekaan,
masa Orde Baru, dsb.
Metafora, artinya jika latar
spiritual ialah unsur latar yang secara spiritual memberi efek nilai pada karya
sastra, maka fungsi latar ini adalah fungsi eksternal yang tidak secara
langsung (eksplisit) berpengaruh pada cerita. Sebagai metafora, latar
menghadirkan suasana yang secara tidak langsung menggambarkan nasib tokoh.
Contoh:
Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di
tanah lereng di antara pepohonan lain yang rapat dan rimbun. Kemiringan lereng
membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya klasik Bali
yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut,
batang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih
dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar; kuning
dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga
bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan kembangnya yang
benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe, sejenis pinang dengan buahnya
yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpajang di
sana. Dalam sapuan hujan panorama di seberang lembah itu terlihat agak samar.
Namun cuaca pada musim pancaroba sering kali mendadak berubah. Lihatlah,
sementara hujan tetap turun dan angin makin kencang bertiup tiba-tiba awan
tersibak dan sinar matahari langsung menerpa dari barat. Pohon-pohon kelapa
digambarkan dengan indah dalam sebuah ekosistem yang padu. Namun kemudian
digambarkan dalam suasana yang mengerikan dengan keadaan yang tidak menentu.
Sekilas latar ini hanya latar netral yang tidak melambangkan apa-apa. Kemudian
diketahui bahwa tokoh utama Lasi yang hidupnya bahagia dalam kesederhanaan
mulai masuk dalam ketidakpastian setelah kecelakaan yang menimpa Darsa.
Unsur Ekstrinsik
Latar belakang kehidupan
pengarang.
Pandangan hidup pengarang.
Situasi sosial, Budaya yang
melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut.
Beberapa Hal yang Terdapat Dalam
Resensi
Dibawah ini terdapat beberapa hal
yang terdapat di dalam sebuah resensi karya sastra :
Judul Resensi
Data/Identitas Karya Sastra
Isi Resensi
Kekurangan & Kelebihan
Penutup
Terdapat perbedaan saat pemuatan
data/identitas karya sastra yang diresensi, seperti pada resensi buku data yang
tercantum ialah seperti berikut ini: judul buku, penulis & penerjemah (jika
buku itu berupa terjemahan dari bahasa asing), nama penerbit, cetakan, tahun
terbit, tebal buku & jumlah halaman. Pada drama/film maka data untuk
resensinya adalah berupa: judul drama/film, penulis, sutradara, genre, pemain,
penyunting & penerjemah, tahun terbit, penerbit.
Dari materi resensi ini kita sekarang sudah tau kan tentang resensi , selanjutnya kita akan bahas tentang contoh sebuah resensi yang akan saya bahas dari buku favorit saya, hmm kira-kira buku apa ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar