Setiap negara pasti memiliki strategi untukmermeprtahankan
negaranya masing-masing, namun jika kita perhatikan negara-negara yang masih
berkembang memiliki ketahanan nasional yang rentan sekali dengan perpecahan.
Jelas perpecahan disini buknlah perpecahan yang terlihat
nyata, karena kita sendiri sebgaia warga negaranya kurang menyadari perpecahan
yang timbul akibat dari diplomasi diplomasi negara yang maju dan adi kuasa di
dunia.
Ya seperti yang terjadi di Indonesia ini, walaupun kita
memiliki ribuan tentara Indonesia yang berani mati dengan bambu runcingnya dan
senjata alakadarnya hasil buatan negara lain, dengan puluhan juta rakyat yang
bisa turun untuk melawan pasukan dan serangan dari luar, Negara ini tetap rawan
dengan perpecahan, pertanyaannya kenapa?
Negara yang terkenal kekayaan alam serta kesuburan tanahnya, namun masih terdengar rintihan dari rakyat kecil yang kelaparan karena tidak sanggup untuk membeli makanan untuk hidupnya sendiri, masih kah kita memiliki kekayaan tersebut?
Negara yang terkenal ramah, namun nyatanya perampokan
dimana-mana premanisme merajarela kekerasan seksual yang terjadi setiap harinya
pembunuhan semua yang terjdi masihkah menunjukan keramahan warga negara
Indonesia?
Negara yang terkenal Indah, namun pencemaran pantai akibat
ulah manusia bisa dilihat di ibu kota negara kita sendiri, pantai yang berwarna
keruh dengan saluran air berwarna hitam dan mengeluarkan bau tidak sedap,
bahkan ibukota negara seperti jakarta mengalami banjir yang luar biasa hingga
hilanglah keindahannya saat terjadinya banjir tersebut, masihkah indah negara
kita Indonesia?
Negara yang terkenal dengan beragam budayanya, namun
pemuda-pemudi lebih senang memperkenalkan budaya luar di bandingkan budaya
negranya sendiri sanggar sanggar tari seiring berjalannya waktu akan hilang,
bangunan banguna cagar budaya akan lapuk di makan waktu, masihkah banyak ragam
budaya di Indonesia?
Sampai hari ini bangsa Indonesia belum menyadari bahaya
rentannya ketahanan yang terjadi di negaranya sendiri, mulai dari politik,
ekonomi, sosial, dan budayanya
Kita lihat politik di Indonesia, sadarkah kalian para
pemimpin yang sudah kehilangan kepercayaan dari rakyatmu sendiri akibat
kekecewaan terhadap keputusan keputusan yang hanya mementingkan pribadi pribadi
yang menjabat serta pencitraan bagi hidup kalian? Politik yang semerawut di
indonesia menyebabkan masalah ekonomi yang besar juga terjadi kelangkaan
kedelei, cabai, beras, makanan pokok yang seharusnya bisa di distribusikan
tanpa harus terjadi isu nasional kelangkaan serta harga bahan pokok yang
melambung tinggi sungguh tidak masuk akal, bagaimana komunikasi yang di jalin
paramentri yang bertugas dan terkait dengan tanggung jawabnya bagaimana mereka
bisa tidak mengethui bahwa distribusi kebutuhan barang pokok tidak terpenuhi,
apa saja kerja mereka dan bapak presiden? Sungguh sangat tragis, di Indonesia
para petinggi selalu takut tergantikan kedududkanya dengan para pemuda pemudi
yang memiliki gagasan dan ide cemerlang malah di manfaatkan untuk
mempertahankan kedudukannya masing-masing padahal mereka juga puya hak untuk
menumpahkan visi mereka di Indonesia mereka juga punya hak untuk ikut memajukan
negara Indonesia dengan gagasan – gagasan baru bukan dengan mental jongos.
Ketahanan Nasional di mulai dari dalam yang paling mendasar
adalah dari keluarga, diplomasi dalam keluarga untuk menyatu lihat sekeliling
untuk saling membantu jangan hanya berpangku tangan dengan penderitaan yang ada
dan mengikuti kesemrawutan yang terjadi di atas, kita buktikan kepada para
penguasa bahwa kita bisa bersatu dalam kesemerawutan dan kebingungan yang timbul
karena ulah mereka sendiri.
Di mulai dari yang kecil kita akan bersama sama membangun
Indonesia, dengan tangan ini dengan pikiran, serta dengan inovasi yang tertanam
dalam kepala kepala anak bangsa kita buktikan pada generasi yang sudah ada,
bagaiana Indonesia bisa bertahan wahai pemuda-pemudi di Indonesia bangkitlah
untuk negaramu sendiri jangan biarkan generasi kita terinjak seperti saat ini
bangkitlah raih cita-citamu dan tunjukan pada dunia inilah Indonesia yang
sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar