Buat para warga negara Indonesia pasti gak asing lagikan sama
istilah BLSM , kalo di pikir-pikir cuman indonesia yang memberikan
masyarakatnya kesejahteraan hanya sementara kebayang ga di negara ini yang
katanya kaya dan memiliki sumber daya yang sungguh luar biasa, hanya mampu
untuk memberikan dana kesejahteraan kepada masyarakatnya sementara.
Ironis memang kedengerannya tapi itulah fakta yang terjadi di
Indonesia dengan berbagai masalah yang complexs, tapi disamping itu menyinggung
tentang kelayakan BLSM sebagai solusi pemerataan pendapatan masyarakat sudahkah
tepat sasaran dan efisien terutama untuk menanggulangi dampak kenaikan BBM
(Bahan Bakar Minyak).
Dalam tema kali ini mari kita kaji ulang sudahkah tepat BLSM ini
untuk menanggulangi dampak kenaikan BBM yang saat ini akan di naikan.
Pertama kita bisa melihat pengaruh yang di timbulkan dari BLSM
dengan tingkat kemiskinan yang sekarang terjadi dalam negara Indonesia ini,
perubahan tingkat kemiskinan yang di paparkan kepada publik mengalami
penurunan. Tetapi pemukiman kumuh di ibu kota jakarta masih terlihat tidak
sedikit hal ini merupakan kegagalan dari tujuan pemerataan distribusi
pendapatan dan bisa kita simpulkan warga negara Indonesia masih jauh dari kata
sejahtera.
Tentang BBM yang akan naik bersamaan dengan bulan besar Umat Islam
yaitu Bulan Ramadhan, bisa dibayangkan berapa besar kenaikan yang terjadi dalam
beberapa bulan kedepan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia, solusi yang
di sediakan pemerintah yaitu BLSM dengan pendistribusian supply bahan kebutuhan
pokok agar terpenuhi dan tercukupi bagi masyarakat.
Perlu digaris bawahi solusi tentang supply bahan kebutuhan pokok
untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, dapatkah pemerintah memberikan jaminan
dengan konsekwensi jika supply yang disediakan kurang para pejabat dewan
terhormat serta para petinggi negara untuk merelakan gaji yang dimiliki untuk
menutupi kekurangan dari supply yang di perkirakaan pemerintah, dan bersedia
tidak di gaji sampai harga bahan kebutuhan pokok kembali stabil untuk menjamin
kepercayaan masyarakat tentang kinerja para pemimpin.
Kita bisa simpulkan BLSM ini seharusnya tidak bersifat sementara untuk
menjamin kesejahteraan masyarakat miskin, untuk memangkas dana BLSM pemerintah
masih memiliki opsi untuk menjamin pemerataan pendapatan untuk Indonesia.
Jaman orde baru memang sudah berlalu, namun program Keluarga
Berencana untuk mencegah ledakan penduduk untuk negara Indonesia bisa menjadi
salah satu cara menekan laju pertumbuhan penduduk yang mulai padat, program
pemerintah seperti transmigrasi seharusnya bisa lebih tegas dan bisa lebih
terencana program pemerintah untuk transmigrasi lebih diperhatikan untuk
kesejahteraan warga yang di pindahkan dengan memberikan training untuk
mengelola lahan yang di sediakan untuk daerah transmigrasi tersebut.
Jadi menurut saya BLSM untuk menanggulangi kenaikan bbm belum
tepat, dan keputusan kenaikan bbm beberapa bulan menjelang bulan-bulan Istimewa
saya rasa juga belum bijaksana, untuk saya kenaikan bahan bakar minyak
bersubsidi yaitu premium tidak berpengaruh
besar, namun untuk warga dan masyarakat pedesaan serta kalangan perekonomian
menengah kebawah akan berpengaruh sangat besar, so buat pemerintah tolong
dikaji ulang tentang solusi BLSM dan kenaikan BBM, apabila kenaikan BBM hrus
dilakukaan saat ini saran saya sebagai rakyat Indonesia pastikan kenaikan BBM
tidak mempengaruhi harga kebutuhan pokok di masyarakat dan kelangkaan
seharusnya tidak ada jika supply mencukupi dengan tindakan oprasi pasar
Terbuka.
Biarkan kami percaya dengan para pemimpin dengan kepastian yang
diberikan untuk kesejahteraan bagi kami Rakyat Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar