Minggu, 23 November 2014

Amoral dalam Bisnis


Pada artikel sebelumnya kita membahas tentang Etika Bisnis, nah dalam perakteknya semua kegiatan yang bertentangan dengan etika baik disengaja maupun tidak disengaja menimbulkan masalah, nah pelanggaran dalam etika kehidupan adalah tindakan Amoral. Ada yang tau amoral dalam bisnis itu apa? Kalau masih tidak tau tindakan amoral itu apa yuk simak artikel berikut, dalam artikel ini kita akan bahas apa itu tindakan amoral dalam bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya etika sebagai pedoman untuk menjalakan kegiatan sehari-hari yang mengandung nilai baik-atau buruk harus di perhatikan, tentunya kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan pernah melakukan pelanggaran, nah pelanggaran dalam etika merupakan tindakan yang sering dikatakan sebagai tindakan amoral, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan etika atau tidak sesuai dengan norma yang berlaku dikehidupan.

Sebagaimana dalam kehidupan dalam menjalankan bisnis pun ada etikanya, dan jika kita melanggar etika dalam berbisnis berati kita telah melakukan tidakan amoral, apa itu amoral ? dalam sebuah artikel saya membaca tentang pengertian dari prilaku amoral dan imoral kedengarannya sama saja namun di artikel yang saya baca ini disebutkan perbedaan antara Amoral dan imoral berikut kutipan artikel tersebut :

Artikel 1
“imoral dan amoral. Mendengar kedua kata tersebut, tentu saja dua-duanya seperti merujuk perlakuan seseorang yang tidak bermoral. Hal itu memang benar, hanya saja tergantung pelakunya. amoral adalah sebuah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang karena kurangnya pengetahuan, memiliki kelainan atau belum cukup umur. Maksudnya adalah seperti ketika anda melihat orang gila di jalan yang berjalan tanpa mengenakan busana apapun. Anda tidak mungkin bisa bilang itu bejat karena walaupun anda bilang seperti itu mereka juga tidak akan mengerti. Hal ini juga sama seperti anak kecil yang telanjang ketika ada tamu di rumah. Mereka tidak mengerti bahwa berlari tanpa busana adalah hal yang tidak sopan. Sedangkan imoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah dan tetap melakukannya. Contoh paling mudah adalah koruptor. Sudah tahu korupsi adalah tindakan yang bejat tetap saja dilakukan”.

Dalam artikel lain juga saya menemukan perbedaan antara Amoral dan Immoral :
Artikel 2
“Seringkali ditemukan pencampuradukan antara dua istilah dalam ranah filsafat moral yaitu amoral dan immoral, dengan itu maka penggunaan istilahnya tentu tidak tepat pula. Oleh karena itu persoalan ini perlu dijernihkan supaya nantinya tidak memalukan jika berbicara secara publik mau pun dalam membuat makalah. Juga yang tidak kalah pentingnya! Kedua istilah ini merupakan istilah yang wajib dipahami dengan baik sebagai dasar dalam memahami filsafat moral, mengapa wajib dipahami? Untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memahami literatur baik yang berbahasa Indonesia mau pun berbahasa Inggris.”

Istilah Amoral
Dalam Wikipedia, Amoral didefinisikan sebagai berikut :
“Immoralism is a system that does not accept moral principles and directly opposes morality, while amoralism does not even consider the existence of morality plausible.”
Menurut Bertens dalam buku Etika karangannya, bahwa amoral artinya tidak berhubungan dengan konteks moral (2002:7), untuk memperjelas definisi tersebut kita jabarkan istilah amoral (Bertens, 2002:8) bisa dikaitkan dengan kata berikut:
  • Tidak mempunyai relevansi etis
  • Tidak berkaitan dengan masalah moral
  • Bebas moral 
Istilah Immoral
Dalam Wikipedia Imoral didefinisikan sebagai berikut :
“fervently rebels against any sort of moral code
Bisa kita lihat bahwa Immoral merupakan lawan dari bermoral, Contohnya jika seorang guru memberikan contoh buruk seperti merokok didepan anak didiknya yang masih sd, seorang guru tentunya tau konsekuensi bahwa merokok didepan anak kecil memiliki potensi perbuatan tersebut diikuti anak didik yang melihatnya. Istilah lain dari immoral adalah:
  • Tidak etis
  • Jahat
  • Tidak bermoral
  • Tidak berakhlak 
Dari 2 artikel diatas yang saya tulis kembali sudah jelas bukan ternyata amoral memiliki berbagai macam definisi, yang bisa saya simpulkan dari sebuah artikel yang memilki dasar tentang filsafat yang mengemukakan pendapat Bertens, 2002:8 amoral merupakan Tindakan yang tidak ada hubunganya dengan etika dan Moral, artinya jika sebuah usaha memiliki tujuan mencapai laba maka tujuan tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan tindakan moral karena sebuah bisnis yang dijalankan tentunya memiliki tujuan untuk maju, berkembang, dan memperoleh laba.

Menurut saya, dari tujuan tersebut yang memiliki hubungan dengan moral adalah cara mencapai tujuan / memperoleh keuntungan sebuah perushaan, karena dalam mencapai tujuan perusahaan banyak cara yang dilakukan serta banyak pula manusia yang terlibat didalamnya, sehingga kebijakan perusahaan terkadang tidak sesuai dengan peraturan yang hidup di masyarakat.

Dalam bisnis terdapat Tiga Aspek Pokok yang harus diperhatikan untuk menjaga bisnis kita tetap sesuai dengan etika, 3 aspek yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Sudut pandang ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.

2. Sudut pandang moral
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.

3. Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal “Quid leges sine moribus” yang artinya “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas.“

Jika kita mempertimbangkan 3 sudut pandang diatas dalam menjalankan bisnis tentunya kita akan mendapat kenyamanan dalam berbisnis, dan nama baik karena apa yang kita lakukan sesuai dengan peraturan yang ada.

Dari artikel ini kita dapat belajar bagaimana cara menjaga bisnis yang kita bangun agar tetap sesuai dengan pedoman yang ada di kehidupan, selain itu juga kita bisa memaparkan apa yang disebut dengan amoral dan imoral sehingga kita dapat mengetahui dengan benar kata yang kita ucapkan.

sekian artikel tentang amoral dan immoral yang bisa dijadikan pelajaran, semoga dapat menjadi inspirasi dan pengetahuan baru bagi pembaca sekalian.

Sumber artikel:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar